Rabu, 16 Mei 2018

Kilas Balik Pencapaian Pak Tarmizi

Diterbitkan oleh aurora's.effect

BERDENGUNGLAH LASKAR SEKABAN DIKANCAH INTERNASIONAL
Achrahma Liyudza

Pulau yang dijuluki dengan ‘laskar pelangi’ ini memiliki dua pulau yang terpisah, Bangka dan Belitung. Sedang, kabupatennya terbagi-bagi. Kabupaten Bangka adalah Daerah Tingkat II di provinsi Kepulauan Bangka Belitung.  Di sebelah utara, dibatasi dengan laut Natuna. Selatan, dengan kota Pangkal Pinang dan kabupaten Bangka Tengah. Barat, kabupaten Bangka Barat, selat Bangka, dan teluk Kelabat. Sementara di timur, dibatasi juga dengan laut Natuna. Sedang, kabupaten ini terdiri dari delapan kecamatan; Mendo Barat, Merawang, Puding Besar, Sungailiat, Pemali, Bakam, Belinyu, dan Riau Silip. (Wikipedia; 2015)

Kabupaten yang dikepalai oleh Bapak Ir. H. Tarmizi Saat inilah negeriku, kotaku, kampungku, tanah kelahiranku. Dari enam belas tahun silam, semenjak gemericik tangis bercampur tawaku melebur jadi satu dengan angin yang menggoda daun-daun kelapa melambai, semenjak kedua mataku menangkap mesra langit mirip kanvas biru yang tertuang sepercik cat putih, semenjak kaki-kaki mungilku menendang-nendang udara tak berdaya  yang menyelimuti kota ini, iya semenjak itu, semenjak itu aku jatuh cinta dengan tanah kelahiranku sendiri. Romantis, bukan?

Banyak perubahan-perubahan yang terpampang nyata di kabupaten ini. Mulai dari sarana prasarana, sampai dengan infastruktur modern yang bertujuan untuk menghargai datangnya teknologi canggih. Dari pasar tradisional yang becek nan lecek, sampai ‘Pasar Kite’ yang lebih terorganisir dengan rapi. Dari tukang TI (Timah Inkonvensional) ilegal, sampai tukang kebun yang sejahtera. Bagaimana? Sudah melihat perubahannya?

Sekarang, pertanyaannya, mau dibawa berlari atau tetap jalan ditempat?

Tidak dapat dipungkiri dengan perubahan-perubahan yang terjadi memberikan dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan rakyat di kabupaten Bangka ini. Memasuki tahun-tahun terakhir pemerintahan Bapak Tarmizi, Beliau bagai aktor utama dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan mengarah kearah positif. Capaian 3 tahun pertanian yang tangguh salah satunya, mendapatkan penghargaan Adu Karya Pangan Nusantara, peningkatan luas panen padi sawah sebesar 7,67% dan luas panen padi padang 85,58 % pada tahun 2015. Peningkatan produksi lada sebesar 13,99 % dan produksi kelapa sawit 3,79 % pada tahun 2015. Sementara itu, peningkatan produksi perikanan tangkap 3,93% dengan peningkatan nilai produksi 23,80 % dan budi daya ikan sebesar 88,65% dengan peningkatan nilai produksi 504, 89%. Sedangkan capaian tata pemerintaham yang bersih dan melayani yakni peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap kinerja pemerintah kabupaten Bangka sebesar 54,49% pada tahun 2013 menjadi 56,55% pada tahun 2015. Selain itu memperoleh Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2016. Peringkat pertama dua tahun berturut – turut penghargaan Pangribta Serumpun Sebalai atas Dokumen Perencanaan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) tahun 2014 dan 2015. Peringkat kedua atas laporan penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) tahun anggaran 2014 se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Katagori CC atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tahun 2014 serta desa sadar hukum. (Bappeda; 2017)

Pertanyaan kedua, sudah berapa langkah kita berlari?

Untuk mengetahui hal itu, marilah kita telaah lebih pembangunan-pembangunan yang terjadi di era pemerintahan Bapak Tarmizi. Seperti pembangunan gedung tambahan Rumah Sakit Pratama Eko Maulana Ali, jalan, jembatan, pasar kenanga, kantor kelurahan pemekaran, pasar buah, RSUD Sungailiat, sekolah, puskesmas, gedung deskranasda, rehab gedung PKK, dan lainnnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan sarana pensejahteraan masyarakat. Menurut Rameshwar Prasad Misra (UNCRD) bahwa pembangunan adalah “ a conscious and institutionalized attempt at societal development”. Pembangunan sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dan melembaga, maka pembangunan akan bermuatan nilai (value), yaitu keinginan untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik.

Namun, sangat tidak cantik apabila energi positif tak diikuti dengan negatif. Maka, beberapa poin penting pembangunan yang harus diperhatikan di tanah ini antara lain, prioritas dalam sektor pertanian dalam arti yang luas, peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur untuk mendukung pemerataan pembangunan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, prioritas peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas SDM, pelayanan publik dalam tata kelola pemerintahan harus dalam kebijakan perencanaan pembangunan yang lebih baik.

Lalu, mau dibawa kemana tanah kecil ini?

Sang kapten kabupaten ini, pernah berkata, “untuk mencapai dalam berkompetisi pembangunan di tingkat nasional dan internasional, kabupaten Bangka diharapkan harus siap menghadapi semua perubahan, dan mengatasi tantangan-tantangan pembangunan yang memiliki kapasitas dan daya saing dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera” (Bappeda;2017).  Jadi, untuk berkompetisi di tingkat nasional bahkan internasional, kabupaten Bangka haruslah mempunyai ‘alat’ yang memiliki kapasitas daya saing yang tinggi. ‘Alat’ disini jugalah yang akan menentukan kemana kabupaten ini akan berlari nantinya.

Tanah kelahiranku ini tidaklah sebesar kabupaten-kabupaten diluar sana. Tak seluas kabupaten di pulau Papua yang masih asri, tak sebesar kabupaten-kabupaten pulau Jawa yang dipenuhi kota-kota metropolitan. Namun, jangan pernah kalian berpikir picik bahwa kabupatenku ini tak bisa bersaing dengan bunga-bunga mekar diluar sana. Jika Bali punya pantai, kami juga punya. Jika pulau kecil Bali, bisa harum namanya dengan pantai-pantai itu, kenapa kami tidak bisa? Lalu, bisakah kita sekalian penghuni tanah laskar sekaban untuk menjadikan wisata-wisata tanah ini dijadikan sebagai ‘alat’?

Pantai tongaci, contohnya. Yang telah dibuka dan dinikmati secara mancanegara. Namun, kabupaten Bangka tidak hanya memiliki tongaci satu-satunya wisata yang bisa dijadikan sebagai ‘alat’ pembangunan menuju nasional bahkan internasional. Perlu diketahui, bahwa saudara pulau Bangka ini, yakni pulau Belitung menjadi urutan ketiga setelah Lombok dan Bali yang menjadi icon wisata yang go international. Sebab itu, untuk mengatasi permasalahan; menemukan alat yang memiliki daya saing tinggi, bisa terpecahkan dengan memanfaatkan alam yang dianugerahi Sang pencipta untuk tanah laskar sekaban ini.  

Lalu, apakah kabupaten ini bisa berdengung namanya di kanca internasional? Tentu, tidak ada yang tidak mungkin. Men urang pacak, kite ge pacak. Dengan terciptanya pembangunan yang lebih baik pada tempat-tempat wisata; pantai Matras, Kelayang, pulau Puteri sampai pulau Lampu yang berposisi di Belinyu, pemerintah ini bisa membawa harum nama kabupaten Bangka hingga go international.

Dengan pemerataan jalan menuju tempat-tempat wisata, pelestarian, penyempurnaan tempat-tempat wisata misalnya dengan penambahan penginapan, sampai tempat makan yang ber-view pantai, mungkin bisa menarik serta mengundang orang luar untuk lebih mengenal kabupaten ini. Ketika sudah banyak yang tertarik, masyarakat disini bisa memanfaatkan keadaan dengan menjual hasil-hasil pertanian ataupun perikanan (yang sudah diolah, tentunya) agar bisa mensejahterakan kehidupannya. Hasil penjualan bisa digunakan untuk meningkatkan mutu pertanian di lahan sendiri. Intinya, pembangunan disini haruslah bertujuan mensejahterahkan masyarakat.

Turis-turis dalam bahkan luar negeri akan sangat tertarik pastinya dengan wisata-wisata kabupaten Bangka ini, yang pasti tak kalah cantik dengan pantai–pantai Bali. Ayo, sejajarkan kasta kita dengan Belitung, yang telah dikenal banyak nyawa diluar sana. Ayo, setarakan keindahan kita dengan pulau Bali, yang sudah terkenal sampai sana.

Berjuta-juta nyawa yang menggumamkan do’a dalam hati. Bermilyaran buih-buih mimpi melayang, berharap sampai pada Tuhan. Berdengunglah laskar sekaban dikancah internasional.



 

Tulisan Rancu Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review